Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi cinta

Jika Aku

Jika aku mendengar Bisikan indah meliuk mendayu nan lembut Menggoyahkan Menggonjang-ganjingkan keimanan sekerat Yang tidak lagi melekat di hati sanubari yang sekarat Jika aku melihat Paras elok ayu rupawan nan memikat Berhiaskan maskara, bedak ayu, anting berlian Pelipur lara hati yang kelaparan Tersiksa Terenggut pula segala kehormatannya Jika aku merasa Sentuhan lembut penuh gairah Dimabuk cinta Dihinggapi nestapa rindu pungguk kepada rembulan Terbelai manja kematian rasa Nurani yang tak dapat lagi berkata (atau tak terdengarkah suaranya?) Aku bernaung dari teriknya pesonamu Yang membakar setiap inci kalbuku yang Tak sedalam lautan Aku berlindung di balik sahaja kalbuku Gubuk derita terjejali cinta pilu Yang bila tertiup angin kan rubuh menyisakan getir Aku berlindung di balik tirai luka batin Terselip pula diriku di sela kelambu takdir Mendengarmu Menikmati indah pesonamu Merasakan setiap belaian lembut Menikmatim

Di Gaza Aku

Di sela-sela rintik hujan Aku mendengar suaramu Di sela-sela reruntuhan Ku dengar isak tangismu Di antara bebatuan Pun ku dengar desah berat nafasmu Putra-putrimu yang berguguran Wanita-wanitamu yang menjadi janda Pria-pria rentamu yang tak terhiraukan Pemuda-pemudamu yang memanggul senapan Balita dan batita meyatim-piatu, menahan perih angkara Sudut-sudut kotamu yang penuh kemarahan Pun sudut-sudut lain yang penuh nista durjana Nafsu dunia Jalan-jalanmu dan darah bertebaran Kebun-kebun suburmu yang dulu kau banggakan Hingga tersisa hanya abu sisa kebuasan Bata-bata tanah gersang padang pasir Oase-oase kering berbau anyir Ladang-ladang penuh ilalang Tempat tangan-tangan kecil Patriot cilikmu belajar berperang Deru nestapa di sela kerikil-kerikil kecil Wajah-wajah sengsara di kaki langit Angin gersang yang menambah getir Beserta lirih suara azan yang Bergema di bukit-bukit Suaramu lirih Menderu di antara rintik hujan

Masih Adakah Esok?

Lagi sendirian di ruang kuliah (padahal dosennya ada, temen-temen juga asyik nyimak "dongeng" dari beliau. Tapi daku-nya aja yang males, eh, malah terinspirasi menulis puisi, coz "DOI" gag ada masuk kuliah sore ini)... Checkidot:: Hati ini nestapa Hancur berkeping-keping Luluh lantak bersisa puing-puing Terserak terhambur bagaikan debu Dengan luka yang menyayat pilu Hari ini kau tak ada Tak kulihat sosokmu dimanapun jua Padahal aku ingin sekali bersua Aduh... Pening mata ini berkeliling menyapu penjuru Berharap bayang dirimu akan tertangkap ujung mataku Tapi kau tiada Menorehkan segores luka dalam dada Membuat hati ini menangis menghiba Menginginkan dirimu hingga ke ujung dunia Hari ini, esok dan seterusnya Masih adakah sisa hidupku Untuk memandang wajahmu? Wajah teduh penuh pesona Yang menyihir hati ini dengan sejuta cinta Mata tirus yang menyejukkan jiwa Manakala kutatap jauh ke dalam sana Masihkah sang waktu 'kan memihakku? Jik

Adakah Yang Lebih?

Adakah yang lebih indah dari cinta, Jika ia berhias kasih sayang dan harap tanpa pamrih? Adakah yang lebih nestapa dari rindu, Jika ia bermahkota penantian atas satu hati? Adakah yang lebih malang dari punguk Yang bertapa siang dan malam Berharap rembulan akan datang? Adakah yang pilu dari debu, Yang tertiup angin tanpa mampu untuk melawan?

Bersamamu

Tiada yang dapat menghiburku Dari kehilanganmu Tiada yang dapat menghapus air mataku Dari kepergianmu Tiada yang mampu menoreh senyum di wajahku Dari asa yang kau berikan pada hatiku Tiada yang mampu menggelorakan semangat hidupku Yang telah hilang bersama sang waktu Selain dari hadirmu di sisiku Mengisi segenap jiwa dan raga Dengan indahnya masa yang berlalu Bersamamu

Biarkan Hujan Membawaku

Duch... Hujan-hujan deras gini jadi keingatan dulu... Pegen nulis puisi ah buat mengenang masa dulu... Check this out guys: Hujan selalu mengingatkanku Pada cinta yang pernah ada Antara diriku dan kekasihku dulu Kala dawai asmara berdentang dengan indahnya Hujan selalu membuatku terpaku Teringat masa-masa indah yang telah berlalu

I.B.U.

Kata yang begitu sederhana. Hanya terdiri dari tiga huruf I, B, dan U. Namun menyebutnya dikala ia tiada sungguh terasa membuncah di dada. Mengenangnya dikala ia jauh dari mata sungguh membuat kepala tertunduk. Mata ini terpejam mengingatnya. Satu nama yang selalu terkenang. Dialah awal dari kehidupan. Yang memberikan kita setetes airmata kebahagiaan. Menyunggingkan senyum di tengah kesedihan. Ibu, Dengan airmata terurai kutulis catatan ini. Untuk mengenangmu, satu hati yang selalu kurindu. Satu hati yang selalu kuinginkan dalam hidupku. Sebagai tempat berlabuh. Tempat mengurai segala keluh, kesah, lara, dan gundah. Sungguh tiada dua yang mampu menghadirkan cinta serupa, dengan apa yang telah kau persembahkan untuk anakmu.

Penyejuk Cinta

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. Hamka Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. Hamka

Ibu

Ibu… Dikedinginan malam sunyi Terkenang aku akan pemergian mu Dibuai sejuta kenangan manis disiram segar Subur kasih penuh rindu mengiringi pemergianmu Ibu.. Sejuta keampunan kupinta darimu Buat penghapus dosa insan kerdil ini Buat menebus kekurangan melayani hayatmu Buat melunas hutang jiwa

Lagu untuk Sebuah Nama

Kasih dengarkanlah Kutunggu Jandamu Sepanjang Hidupku Hingga Akhir Waktu Cobalah kau mengerti Semakin Kukejar Semakin Kau Jauh Hingga ku harus Melepasmu Sebagai Cinta Dalam Hati Aku Hanya Ingin Kau Tahu Semua kisah Tentang Kita Kan kujadikan sebagai Kenangan Terindah Karena aku Tak Bisa Memiliki Kisah Yang Sempurna Selamat Malam Semoga kau mimpi indah malam ini Dengan sejuta kenangan dan kerinduan yang merajam Baiknya semua Khayalku Tak Lekang Oleh Waktu…

Sendiri

Sendiri ku hapuskan Semua rindu di gelapnya malam Melayang anganku untuk bertemu Bersembunyi di antara rindu dan cemburu Apakah hadirmu mampu mengisi relung hatiku Memberi apa yang kunanti Walau kenyataan yang ada tidak biasa Ku tak mengerti tentang kamu yang tak bisa kupahami Betapa tulusnya rinduku menusuk jiwa Menggenang diantara rasa cinta yang indah Kuingin ada seseorang di sini bersama Temani diriku dan bintang malam ini

Sendiri

Sendiri ku hapuskan Semua rindu di gelapnya malam Melayang anganku untuk bertemu Bersembunyi di antara rindu dan cemburu Apakah hadirmu mampu mengisi relung hatiku Memberi apa yang kunanti Walau kenyataan yang ada tidak biasa Ku tak mengerti tentang kamu yang tak bisa kupahami Betapa tulusnya rinduku menusuk jiwa Menggenang diantara rasa cinta yang indah Kuingin ada seseorang di sini bersama Temani diriku dan bintang malam ini

Cinta yang Meremukkanku

Malam ini kulihat bulan yang sangat terang Dan bintang yang sangat indah Yang mengingatkanku tentang cerita cintaku Yang telah berlalu Aku rindu dengan cerita cintaku dengan dirinya Yang dulu penuh tawa canda dan yang membuatku tersenyum Dia ibaratkan aku adalah bulan dan ku ibaratkan dia bintang Bulan hanya ada satu tetapi di hatinya ada yang lain dia jadikan bulan Bintang begitu banyak namun di hatiku hanya ada satu Bintang yang indah dan bersinar yaitu dirinya Kasih mengapa dulu kau beri aku harapan tuk bisa mendapatkan cintanya Sampai aku tersadakan bahwa dia telah mempermainkan cintaku Cinta darinya tidak pernah satu Mengapa dulu dia bilang dia mencintaiku Cintaku padanya tulus tidak seperti cintanya yang hanya Bagaikan racun yang terburuk di dalam hidupku

Mencintaimu

Mencintaimu adalah hal terindah dalam hidupku Memimpikanmu adalah sesuatu yang sangat membahagiakan Merindukanmu tak pernah membuatku jemu Melafalkanmu tak pernah memberiku bosan Tapi Ku sadar Sangat menyadari Bahwa tuk miliki dirimu Adalah hal yang paling tak mungkin Ada sebuah dinding pemisah Yang terbentang luas membentuk batas Dia sudah ada yang punya Dan menganggapku sebagai teman biasa Maafkan diriku Yang telah lancang mencintaimu From: Aneka Yess!!

Bolehkah Daku Jadi Penggantinya?

Tiada kau hirau sikapnya yang tak pernah peduli Tak pernah kau risau dirinya yang keras hati Sampai kau bilang padaku, kepadanya kau cinta mati Cinta yang sering kau tangisi Atas dasar sakit hati Dari sebuah pribadi Yang mengedepankan ego sendiri Tak pernah mencoba tuk mengerti Kini Bolehkah ku jadi pengganti yang telah pergi? Walau ku hanya bisa berjanji Yang pastinya kuberusaha 'tuk menepati Dan kucoba agar tak kuingkari Izinkan ku jadi pengisi Seonggok hati yang kini sendiri Merana dan hanya bisa meratapi Kesalahannya dalam mencintai

Merindumu

Tidak... !! Ku tak ingin Ku tak mau Perasaan itu tak bisa ku lukiskan Perasaan itu tak pernah dapat kugambarkan Cinta itu tak bisa ku ungkapkan Cinta itu tak pernah bisa ku kemukakan Aku hanya seonggok duri yang terbuang Tak ingin kau ketahui Tak ingin kau kenali Tapi mengenalmu itu Adalah sesuatu yang sangat membahagiakanku Walau tak pernah kuharapkan engkau jadi milikku Bahkan mencintai sebujur bangkai yang telah membatu Sebagai pungguk merindu rembulan' Itulah diriku Hanya bisa menyimpan perasaan Sebagai cinta dalam hatiku

Tak Perlu

Tak pernah kuu harap kau kan tahu Tak pernah ku ingin kau kenal Karena itu hanya kan sakiti hatimu Karena itu kan buatmu menyesal Ku hanya seonggok sampah Tak berarti Tanpa harga diri Tak bermateri Ku hanya ampas Tak berharga Tak berguna Tak bisa buat kau bahagia Memiliki Mencintai Menyayangi aku ini Hanya kan buatmu sesali diri

Yang Kupinta Darimu

Tak perlu kau pikirkan diriku Yang selalu mengusik harimu Usah kau risau diriku Yang menggantang anganmu jauh Tapi hanya satu yang ku pinta darimu Ingat bahwa ku kan hadir di setiap malammu Dalam suka, duka, senang, susah, Aku akan ada untukmu Aku kan menjelma airmata Yang jatuh di tiap sujudmu Aku kan mewujud canda tawa Di bibir manismu Kau tahu ku hanya bisa memberi segudang puisi untukmu Tak berarti, tak berguna Hanya sebagai pelipur duka lara Di setiap malam penuh renungan darimu

Hadirku Untukmu

Di kala sendiri Yakinku pasti ingat kamu Di saat sepi Yakinku pasti rindu kamu Dikala sedih Yakinku pasti ingin kamu Di saat senang Yakinku pasti inginkanmu bersamaku Sendiri, sepi, sedih, senang, Apapun itu Ku ingin dirimu selalu di sisiku Tapi harapanku hanya tinggal asa Yang terbang terbawa Colibri Yang menghisapnya Mati, hilang, pupus Tak lagi nampak dan terpendam