Sobat, semua orang pasti pernah mengalami patah hati. Tua atau muda, pria maupun wanita, semua manusia pernah merasakannya.
Tahukah Anda? Jika diibaratkan hati kita seperti database, maka ia adalah database yang sempurna. Hanya Tuhan yang punya username dan passwordnya. Hanya ada satu cara agar kita bisa mengakses secara masuk ke database hati secara ilegal ataupun membuat backdoor di sana: virus pelet. Tapi penggunaan virus ini pun memiliki resiko karena meskipun ia mampu menjebol database hati, ia mengandung virus musyrik yang bisa membuat seluruh program kebaikan dan pahala yang terdapat di pc diri kita terhapus, dan hanya seluruh pc diri kita pada akhirnya akan mati total.
Padahal coy, sebagai Administrator, Sang Maha Pemegang Kuasa atas hati, Tuhan sudah memberi jalan agar kita bisa mengakses database hati seseorang. Kita hanya tinggal merayu-Nya. Agar Dia mau meng-alter database tersebut agar sesuai dengan yang kita inginkan. Atau melakukan JOIN isi database hati kita dengan database hati orang lain yang paling sesuai dan tepat.
Selama ini ketika kita jatuh cinta, menginginkan untuk bisa bersama dengan seseorang, kita sering memulainya dengan langkah yang (menurut saya kurang tepat). Jika cinta itu katanya “dari mata turun ke hati” maka dapat dipastikan cinta itu berhubungan secara langsung dengan hati. Yang selalu kita lupakan adalah bahwa hati itu adalah database yang kita tidak tahu isinya dan tidak pula kita punyai akses untuk masuk ke dalamnya. Jika sudah demikian bukankah sudah pasti apa yang seharusnya kita lakukan?
Ketika jatuh cinta, sudah sepantasnyalah kita langsung menghadap kepada sang Administrator hati, Sang Maha Pembolak-balik hati (Al Muqollibal Quluub – القلوب المقلب). Karena hanya Dialah yang mampu membuat hati orang yang kita cintai berpaling kepada kita, dan hanya Dialah yang mempunyai kuasa untuk menyatukan hati kita dengan hati orang yang kita cintai.
Jatuh cinta seharusnya menjadi momen titik balik dalam kehidupan seseorang untuk semakin mendekat kepada-Nya. Memang ini merupakan awal yang kurang tepat karena kita berubah menjadi baik bukan karena-Nya. Namun jika tidak begitu, kapan lagi kita mau menjadi insan yang lebih baik?
Ketika jatuh cinta, kita seringkali tidak ingin berubah menjadi orang yang lebih baik demi orang yang kita cintai, dengan beribu alasan: “aku ingin dia mencintaiku apa adanya”, “dia belum tentu menjadi suami/istriku”, “dia belum tentu jadi milikku”, atau “jika aku tidak bisa mendapatkannya, masih banyak cinta yang lainnya”, dan lain sebagainya.
Bukankah alasan-alasan seperti itu menandakan bahwa kita tidak berniat untuk jatuh cinta sejatuh-jatuhnya? Bukankah pernyataan-pernyataan yang seperti itu yang menunjukkan kalau kita tidak bisa mencintai seseorang lebih dari dunia dan seisinya? Bahwa di dalam hati kita masih ada keraguan?
Jika kita tidak bisa mencintai seseorang dengan sepenuh hati, lebih dari dunia dan seluruh isinya, maka berhentilah sampai di situ. Jangan diteruskan. Karena Anda tidak bisa mencintai orang tersebut dengan sepenuh hati. Cinta yang sesungguhnya adalah “love with passion” (mencintai dengan gairah yang kuat), dimana seseorang mampu mengubah seluruh raga dan meleburkan jiwanya demi orang yang ia cintai.
Tahukah Anda? Jika diibaratkan hati kita seperti database, maka ia adalah database yang sempurna. Hanya Tuhan yang punya username dan passwordnya. Hanya ada satu cara agar kita bisa mengakses secara masuk ke database hati secara ilegal ataupun membuat backdoor di sana: virus pelet. Tapi penggunaan virus ini pun memiliki resiko karena meskipun ia mampu menjebol database hati, ia mengandung virus musyrik yang bisa membuat seluruh program kebaikan dan pahala yang terdapat di pc diri kita terhapus, dan hanya seluruh pc diri kita pada akhirnya akan mati total.
Padahal coy, sebagai Administrator, Sang Maha Pemegang Kuasa atas hati, Tuhan sudah memberi jalan agar kita bisa mengakses database hati seseorang. Kita hanya tinggal merayu-Nya. Agar Dia mau meng-alter database tersebut agar sesuai dengan yang kita inginkan. Atau melakukan JOIN isi database hati kita dengan database hati orang lain yang paling sesuai dan tepat.
Selama ini ketika kita jatuh cinta, menginginkan untuk bisa bersama dengan seseorang, kita sering memulainya dengan langkah yang (menurut saya kurang tepat). Jika cinta itu katanya “dari mata turun ke hati” maka dapat dipastikan cinta itu berhubungan secara langsung dengan hati. Yang selalu kita lupakan adalah bahwa hati itu adalah database yang kita tidak tahu isinya dan tidak pula kita punyai akses untuk masuk ke dalamnya. Jika sudah demikian bukankah sudah pasti apa yang seharusnya kita lakukan?
Ketika jatuh cinta, sudah sepantasnyalah kita langsung menghadap kepada sang Administrator hati, Sang Maha Pembolak-balik hati (Al Muqollibal Quluub – القلوب المقلب). Karena hanya Dialah yang mampu membuat hati orang yang kita cintai berpaling kepada kita, dan hanya Dialah yang mempunyai kuasa untuk menyatukan hati kita dengan hati orang yang kita cintai.
Jatuh cinta seharusnya menjadi momen titik balik dalam kehidupan seseorang untuk semakin mendekat kepada-Nya. Memang ini merupakan awal yang kurang tepat karena kita berubah menjadi baik bukan karena-Nya. Namun jika tidak begitu, kapan lagi kita mau menjadi insan yang lebih baik?
Ketika jatuh cinta, kita seringkali tidak ingin berubah menjadi orang yang lebih baik demi orang yang kita cintai, dengan beribu alasan: “aku ingin dia mencintaiku apa adanya”, “dia belum tentu menjadi suami/istriku”, “dia belum tentu jadi milikku”, atau “jika aku tidak bisa mendapatkannya, masih banyak cinta yang lainnya”, dan lain sebagainya.
Bukankah alasan-alasan seperti itu menandakan bahwa kita tidak berniat untuk jatuh cinta sejatuh-jatuhnya? Bukankah pernyataan-pernyataan yang seperti itu yang menunjukkan kalau kita tidak bisa mencintai seseorang lebih dari dunia dan seisinya? Bahwa di dalam hati kita masih ada keraguan?
Jika kita tidak bisa mencintai seseorang dengan sepenuh hati, lebih dari dunia dan seluruh isinya, maka berhentilah sampai di situ. Jangan diteruskan. Karena Anda tidak bisa mencintai orang tersebut dengan sepenuh hati. Cinta yang sesungguhnya adalah “love with passion” (mencintai dengan gairah yang kuat), dimana seseorang mampu mengubah seluruh raga dan meleburkan jiwanya demi orang yang ia cintai.
Banjarbaru, 20 September 2013
Untuk mereka yang sedang galau hatinya.
Komentar
Posting Komentar
Dimohon dengan sangat comment-nya, ya :D Kritikan, cacian, makian, protes yang membangun sangat diharapkan demi kebahagiaan kita bersama.