Buat sahabat semua, baik yang pro ataupun kontra dengan pendapat Ane. Ane terbuka aja. Ini adalah negara bebas. Kita bebas untuk berpendapat seperti yang dijamin oleh UUD 1945 (Pasal 28, Pasal 28A, Pasal 28C, Pasal 28D Ayat 1 dan 2, Pasal 28E Ayat 2 dan 3, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I ayat 1,2,4 dan 5, serta pasal 28J) selama jangan asal bunyi dan tanpa dalil. Ane memberikan kesempatan untuk berdiskusi lebih jauh. Silahkan comment aja di blog Ane, e-mail Ane, atau Wall FB Ane disana juga ada nomor kontak Ane yang bisa dihubungi. OK?
***
Satu bulan terakhir ini adalah masa-masa gejolak pergolakan keimanan Ane di perantauan. Ada dua hal bertentangan yang amat sangat mengganggu pikiran Ane dan mungkin juga Mahasiswa MIPA 2010 lainnya. Sebuah acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (yang katanya suatu badan yang demokratis) untuk para Mahasiswa baru 2010, yang (katanya) akan menjadi hal yang berguna buat masa depan para Mahasiswa baru.
Tapi sejalan dengan semakin dekatnya Ane dan kawan-kawan dengan LKMM (kalo nggak salah singkatan dari Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa), Allah SWT mengizinkan saudara-saudara seperjuangan datang menawarkan pembelajaran. Membimbing Ane kembali ke jalan dakwah yang sebenarnya dulu sudah Ane lalui, tapi Ane tinggalkan karena futur iman dan khilaf yang keterlaluan terhadap kegiatan kampus (Syukran buat kawan-kawan di halaqoh yang sudah mau merangkul saudaramu yang tersesat ini). Saudara-saudara seperjuangan kembali menunjukkan Ane jalan hidup lurus yang sesungguhnya bagi seorang muslim. Yaitu untuk menyebarkan rahmatan lil Alamin (rahmat kepada semesta alam).
Sebulan sebelum ini, Ane adalah orang yang amat bersemangat untuk mengikuti LKMM. Ane pikir, LKMM itu adalah suatu kegiatan yang memang akan berguna untuk kehidupan masa depan Ane di kampus dan masyarakat pada umumnya. Ane kira, LKMM itu adalah suatu kegiatan yang mengasyikkan karena disana kita dapat belajar banyak hal berharga dari kakak-kakak panitia yang memang lebih tua dan lebih banyak mencicipi asam-garam, pahit-manis kehidupan. Ane berpendapat dan menyeru kepada sekalian kawan Mahasiswa 2010 untuk mengikuti LKMM. Ane juga bersemangat dan berada di garda depan meminta tanda tangan panitia.
Tapi itu semua sebulan yang lalu. Ketika Ane baca kembali literatur yang sudah Ane tinggalkan (buku-buku dakwah yang sampai sekarang masih ada di lemari, tapi nggak pernah dibuka karena futur iman kemarin), Ane dibimbangkan oleh banyak pertanyaan. Apakah LKMM ini sudah benar? Apakah LKMM ini hanya berguna buat kehidupan kita di dunia, atau juga akan memberatkan timbangan amal perbuatan kita di yaumil hisab? Apakah LKMM itu memang baik buat para Mahasiswa? Apa gunanya meminta tanda tangan panitia? Ane ikut LKMM ini karena takut kepada manusia (panitia). Adakah nilai ibadah dari LKMM? Kenapa harus ada kekerasan di dalam LKMM? Apakah mengajarkan kebaikan itu harus dengan kekerasan? Kalau memang ada konsekwensi dari ketidaksertaan Mahasiswa 2010 di LKMM, apa itu? Dan akankah LKMM 2011 ini bisa menjadi penuntun Ane menyeberangi Shiratal Mustaqim kelak? Dan mungkin juga masih banyak pertanyaan-pertanyaan aneh yang masuk di benak kawan-kawan Mahasiswa MIPA 2010.
Dan, setelah sekian lamanya tidak membolak-balik buku yang menemani masa-masa sekolah menengah dulu (Fiqh Islam-nya H. Sulaiman Rasjid), Ane mendapatkan jawaban-jawaban yang Ane simpulkan sendiri dari hasil membolak-balik halaman-halamannya (ya, namanya juga cuma membolak-balik, nggak dibaca-baca amat sih ^_^). Berikut kisahnya:
1. Sudah benarkah LKMM, niat Ane mengikutinya, dan metode pendidikan yang diterapkan?
BELUM. Ada beberapa hal yang membuat LKMM ini (menurut Ane) tidak perlu diadakan, yaitu:
1) Tidak boleh mengikuti orang yang marah
Panitia LKMM pasti selalu marah-marah. Nggak usah menyangkal lah. Ane sudah jadi panitia MOS di Kelas VIII (sie lapangan), IX (Ketua Panitia), XI (Ketua Panitia) dan XII (Sie Lapangan). Tidak ada bedanya MOS dan LKMM. Ketika melihat kesalahan peserta, panitia yang ada pengennya cuma marah-marah aja. Karena mereka sudah dibebani pikiran sebagai panitia, dibebani tanggung jawab besar mengatur teman-teman, juga adik-adik tingkat. Nah, dalam Fiqh Islam ada penjelasan mengenai adab seorang hakim. Perlu diingat, hakim di dalam Kitab ini kedudukan (pangkat) disebutkan sebagai kedudukan yang mulia dan tinggi. Ane bandingkan juga bahwa sesungguhnya para panitia adalah orang-orang yang mulia dan berkedudukan lebih tinggi daripada peserta. Diantara adab hakim itu adalah:
Hendaklah ia jangan memutuskan suatu hukum dalam keadaan: marah, sangat lapar atau haus, sangat susah atau gembira, serta saat sakit. Sabda Rasulullah:
"Janganlah seseorang memutuskan hukum di antara dua orang (yang bersengketa), sedangkan ia dalam keadaan mara (emosi)." (Riwayat Jama'ah Ahli Hadis)
(Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasjid. Kitab Aqdiyah: 488).
2) Kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk mengajarkan kebenaran
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An Nahl: 125)
Tuh, kan. Allah SWT aja menyerukan untuk berdakwah (BERDAKWAH lho, menuntun manusia ke jalan kebenaran) dengan cara yang baik dan benar. Bukan dengan marah-marah dan hukuman.
2. Apa gunanya minta tandatangan panitia dan takut kepada mereka?
Tidak ada gunanya ternyata. Karena sesungguhnya dengan melakukan yang seperti itu hanya menunjukkan betapa munafiknya hati kita. Kita mengangguk-anggukkan kepala, menunguk pasrah disuruh-surah panitia, menyanyi, melakukan hal-hal bodoh, tapi sesudah itu kita misuh-misuh nggak karuan karena kesal. Semuanya masih ingat kan ciri-ciri orang munafik? Jika berkata berdusta, jika bersumpah sumpahnya palsu, dan jika dipercaya berkhianat. Lagian buat apa coba? Toh tanda-tandatangan itu akhirnya nanti akan dibuang percuma. Dan juga nantinya tidak akan ditanya di alam barzakh:
Munkar: "Eh, elu udah dapet berapa tandatangan panitia LKMM di dunia? Udah komplit belum?
Kita: "Eeee.. Belum, kat. (Gugup soalnya ngeliat palunya si Munkar yang katanya sebesar bumi)..
Kita: "Eeee.. Belum, kat. (Gugup soalnya ngeliat palunya si Munkar yang katanya sebesar bumi)..
Nakir: "Cepet sana lu lengkapin dulu. Ntar kalo nggak lengkap nggak bisa masuk surga!!"
Tuh. Kan aneh kalau malaikat sampai nanya kaya gitu. Bisa berabe alam kubur ^_^
Selain itu, Allah SWT juga berfirman:
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.” (QS. Al Ahzab: 33).
Apakah panitia itu jauh lebih hebat dari Allah SWT? Tuhan Semesta Alam. Yang sudah menciptakan kita dan juga MEREKA? Siapa MEREKA? Apa mereka lebih tinggi dari Allah Rabbuna? Mereka memang pantas dihormati, tapi bukan untuk ditakuti. Mereka juga manusia, tempatnya salah dan khilaf. Dan sekarang saatnya mengingatkan mereka.
3. Adakah nilai ibadah dari LKMM?
Nah, pertanyaan ketiga ini mengemuka ketika pertanyaan pertama dan kedua diatas tadi terjawab dengan sendirinya. Memang, segalanya jika diniatkan untuk ibadah itu bernilai ibadah di mata Allah SWT. Tapi, ada begitu banyak kemelencengan (yang menurut Ane pasti terjadi) dalam LKMM:
1) Para perempuan yang biasanya berhijab kadang bisa nggak berhijab. Karena LKMM itu repot dan capek. Banyak atribut yang harus dipasang. Kalau ditambah jilbab lagi lebih repot. Tuh kan jadinya buka-bukaan aurat deh gara-gara LKMM.
2) LKMM bisa jadi ajang khalwat. Kalau belum tahu khalwat, ia adalah perkumpulan yang melanggar batas-batas Islami antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Liat aja, nggak peserta, nggak panitia, pasti ada yang curi-curi kesempatan buat berdua-duaan dengan gebetan atau pacar. Kalau sudah gitu mah, yang nempelin cuma setan adanya.
3) Membuat lupa sholat. Ya! Bisa aja dilihat, saat waktu sholat, banyak sekali panitia dan peserta yang masih bertele-tele. Saking capeknya ikut LKMM, sampai kadang peserta atau juga panitia bilang: haduh capek ah. Ntar aja sholatnya. Terus tiba-tiba udah disuruh kumpul lagi. Akhirnya kelepasan deh sholatnya. Sudah capek, nambahin dosa lagi.
4) Banyak hal-hal sunnah yang tertinggal. Oke lah kalau yang ikut LKMM itu orang yang sholatnya asal-asalan, atau blong sama sekali. Tapi kebanyakan dari mereka adalah muslim. Seharusnya kalau LKMM memang bermanfaat bagi dunia-akhirat, ia harus bisa membuat para pesertanya semakin taat kepada Allah SWT. Ini, orang yang biasanya sholat dhuha, bisa lepas. Yang biasanya tilawah, rawatib, hajat, tahajjud, dzikirnya lama, malah lepas semua amalan sunnahnya gara-gara mengejar dunia yang nggak jelas jluntrungannya.
Akhir kata, mohon maaf jika ada kesalahan kata. Atau juga jika sepertinya Ane sok menggurui dan sok hebat, sok alim, atau sok apalah. Bukan itu maksud Ane. Ane hanya ingin membuka pandangan kita semua tentang "sisi lain yang kasat mata" dari dunia yang selama ini kita kejar. Ane hanya ingin mengingatkan kita semua, sebagai saudara satu kampus, bahwa pertanggungjawaban kita yang sesungguhnya itu bukanlah kepada orang tua, Rektor, Dekan, PD III, Kepala Prodi, Ketua BEM, Ketua BLM, Ketua HIMA, atau orang yang sudah memberikan kita amanah dalam kehidupan. Tapi pertanggungjawaban yang sesungguhnya dan pasti akan datang adalah YAUMUL HISAB, dimana yang “meminta” LPJ kita selama di dunia itu adalah Sang Maha Segala, Allah SWT. Sudah siapkah LPJ kita untuk dibawa ke sana? Atau malah baru sampulnya yang selesai? Mari, mulai sekarang kita tulis bersama Laporan Pertanggung Jawaban Hidup di Dunia, agar kita diterima dengan ridho-Nya, dan dihadiahi surga-Nya. Amin.
tulisan bagus dan provokatif, sebar aja k grup fb fmipa, oh ya followbac aq lah
BalasHapusnama blog q
BalasHapusjalannyauzanks.blogspot.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNice post gan
BalasHapushancurkan LKMM
BalasHapusAlhamdullilah...
BalasHapustulisan yang bagus dan mungkin mewakilkan sedikit dari mahasiswa mipa...
banyak komentar dari saya yang alhamdullilah di amanahkan sebagai koordinator lapangan LKMM tahun ini... saya mungkin bukan orang alim yang twu smua hadis dan sunah rasul, komentar dibawah ini hanya pendapat saya, setiap orang bebas mengutarakan pendapat bukan.?? :)
poin nomor 1...
tidak boleh mengikuti orang yang marah
sedikit rahasia saya bocorkan disini, pada saat LKMM ada kesalahan, ada hukuman, disini dituntut kedisiplinan...
semua hukuman sudah ditetapkan dengan "KEPALA DINGIN" sebelumnya oleh lapangan melalui persetujuan Ketua Pelaksana dan Steering Comitte.
entah bagaimana itu hukumannya, pasti melalui persetujuan ketua pelaksana dan steering comitte yang berkepala dingin, baik hati dan murah senyum... :)
jadi kk panitia yang marah-marah dan memberi hukuman itu tugasnya hanya sebagai eksekutor yang masih dalam pengawasan hakim.
dalam tanda kutip istilah kasarnya "ALGOJO"... :)
jadi... orang yang dimaksud penulis sebagai hakim yang menggunakan emosi disini SIAPA.?? hhe
poin nomor 2
apa gunanya minta tandatangan panitia dan takut kepada mereka?
panitia tidak untuk ditakuti, adakah panitia yang bilang takut lah pada kami.?? saya rasa tidak ada... :)
cukup hargai dan hormati jerih payah panitia yang bekerja untuk membuat peserta menjadi Mahasiswa yang luar biasa. bukan ditakuti...
sedikit bocoran lagi... saya dapat info dari kk angkatan atas klo mahasiswa baru itu sombong-sombong, tidak menghormati pendahulu-pendahuluny, banyak tingkah dll... ingat kita sudah menjadi warga MIPA, kitalah yang bersama-sama membuat MIPA menjadi fakultas yang hebat... hormat az ngak bagaimana bisa bekerjasama.??
tapi saya yakin tidak semua mahasiswa baru seperti itu dan semoga si penulis bukan orang yang seperti itu... hhe
untuk meminimalisir hal tersebut tidak terjadi di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya maka diadakan sarana tatap muka langsung dengan kk yang ada di mipa, contohny ttd kpda kk panitia yang notabene aktivis mipa, panitia dan peserta bisa kenalan langsung, kalau tidak bisa kenal namanya kenal wajahny cukup.
bukankah sesuatu yang besar itu dilakukan dari hal yang kecil.?? :D
dengan begitu maka kita bisa saling hormat menghormati dan membuat fakultas kita hebat bukan.??
Poin nomor 3
Adakah nilai ibadah dari LKMM?
segalanya jika diniatkan untuk ibadah itu bernilai ibadah di mata Allah SWT
semua kegiatan pasti ada positif dan negatifnya... tergantung dari pribadi masing-masing apakah menjadikannya hal yang positif atau hal yang negatif...
contoh kecilnya saja saat anda kuliah, mungkin akan menyita waktu anda untuk sholat sunah,membuat malas untuk sholat karena cape kuliah, dan bisa jadi ajang khalwat...
itu hal negatif yang didapat pada saat kuliah,
tapi kenapa masih banyak orang kuliah.??
itu karena ada hal positif yang didapat saat kuliah, dan orang-orang itu bisa menyikapi hal negatif dari kuliah tersebut.
dan hal yang menonjol disini cuma hal negatif dari kegiatan tersebut, padahal dibalik hal negatif tersebut ada hal positif yang didapat, sayangnya hal positif tersebut tidak penulis tulis disini. entah untuk alasan apa, tapi tetap berpikir positif... hhe
benar kata si penulis klo LPJ bagi umat MUSLIM itu pada saat YAUMUL HISAB...
LKMM sendiri melatih Jiwa kepemimpinan manajemen mahasiswa, bagaimana mereka bisa memanajemen dan memimpin hidup mereka, apakah baik atau buruk, karena 2 hal yang kita lakukan didunia ini cuma "Kebaikan" dan "Keburukan"... semoga setelah LKMM peserta bisa tepat dalam memilih, sehingga yang tertulis didalam LPJ kita pada saat YAUMUL HISAB adalah hal yang luar biasa, yang membuat kita masuk surga...
AMIN ya Rabbal Alamin...
ini hanya pendapat saya ketika membaca tulisan penulis. yang menurut saya terlihat seolah-olah kegiatan ini haram bagi umat MUSLIM... bagi pembaca silahkan ditelaah baik-baik, kita sama-sama masih belajar dalam hidup... salah khilaf tolong dimaafkan... terimakasih :)
Terima kasih kepada kawan-kawan yang sudah pro maupun kontra.
BalasHapusMohon maaf juga jika tulisan ini agak memprovokasi. Tapi ini semata-mata hanya untuk membuka pandangan kita semua akan "hal kasat mata" yang kita kejar-kejar dari dunia fana ini.
Untuk kak Dhomi:
Poin 1
Yang dimaksud SIAPA disini ya panitia eksekutor alias ALGOJO itu sendiri. Mereka kan sambil marah-marah, jadi begitulah. Memang yang merumuskan hukuman itu sambil dengan kepala dingin, tapi tetap saja eksekutornya bekepala panas. Dan menegakkan kedisiplinan itu tidak seharusnya dengan marah-marah. Lihat Rasulullah SAW. Pernahkah dengan cerita beliau mendisiplinkan sahabat-sahabat beiau sambil marah-marah? Nggak kan? Juga kita tahu Tuhan kita semua itu Maha Pemurah lagi Maha Pemaaf. Pezina yang begitu banyak dosanya saja dimasukkan surga gara-gara menolong anjing yang kehausan. Allah juga tidak pernah memarahi kita jika kita ketinggalan sholat, lupa zakat, batal puasa, lupa ngaji, dsb. Allah mendidik kita dengan kelembutan, karena Dia memang Yang Maha Lembut. LALU APAKAH KITA LEBIH HEBAT DARI-NYA SEHINGGA KITA BERANI MENENTANG CARA-NYA??
Poin 2
Saya yakin seyakin-yakinnya. Haqqul yaqin, bahwa bahwa jika LKMM itu tidak ada, maka para peserta juga tidak akan meminta dengan sukarela tandatangan panitia. Tapi karena ada itu, stigmatisasi maba jadinya minta karena takut dihukum, takut dimarahi panitia, dan ketakutan-ketakutan lainnya. So, tidak ada yang benar-benar ikhlas lillahi ta'ala untuk minta tanda tangan kan?
Poin 3
Saya sudah tahu bahwa poin ini pasti akan banyak di protes. Bahwa semua hal yang diniatkan ibadah itu memang bernilai ibadah. Tapi ingat, ada ibadah utama yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Kalau ikut LKMM dengan diniatkan ibadah tapi tidak sholat, kan sama aja bo'ong? Bukankah yang pertama ditanyakan di akhirat yang pertama itu adalah sholatnya? Bukan hal-hal yang diniatkan sebagai ibadah? Ya kan, Kak?
Kalau waktu kuliah ada yang ketinggalan gara-gara capek, itu cuma alasan orang-orang malas saja. Sebab, LKMM itu lebih melelahkan daripada perkuliahan. Sekalipun bagi saya yang pergi-pulang kuliah kadang jalan kaki. Belum lagi, kondisi pakaian kita pada waktu LKMM outdoor dengan perkuliahan itu beda. Pada saat kuliah, kita pakai baju necis, wangi, dan bisa langsung dibawa sholat. Coba kalau LKMM, kira-kira kita malu nggak menghadap Allah pake celana training yang bawahnya kena becek, kaos bekas keringat dan debu, juga atribut yang kelihatannya kacau itu.
Padahal ada sebuah cara yang bisa kita laksanakan. Sebuah pondasi dasar dari seluruh pendidikan dan ilmu pengetahuan di dunia ini. Dasar dari semua pendidikan yang saat ini kita ikuti. Nanti Insya Allah Ane sampaikan di posting berikutnya.
Kita semua itu benar sesuai yang kita yakini. Kita semua itu benar asalkan kita punya dalil yang benar melengkapinya. Dan tinggal ditunggu saja, dalil siapakah yang paling kokoh pondasinya.
organisasi yg disebutkan tidak ada kaitannya dengan LKMM..
BalasHapusAfwan Kak Akbar..
BalasHapusSyukron sudah meralat..
Maksud Ane sih sekalian mengenalkan, tapi ternyata itu bisa membawa madharat bagi Al-Ikhwan..
Sudah di-edit.. ^_^
Assalamualaikum wr wb
BalasHapusApa Kabar Anda Hari Ini ??
Afwan sblmx, bukanx saya sok tau, sok alim, sok hebat, sok pintar, sok sepeda, sok buntut, sok ayam dan sok2 lainx. di sina saya cuma mau mmberikan pndapat sbgai seorang hamba Allah yg penuh salah dan dosa ini.
bismillahirrahmanirrahim . ,
LKMM (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa)
Dari namax az acrax ini sdh jelas tjuanx apa, disini tjuanx adalah mmbentuk jiwa kepemimpinan dan manajemen bagi psrtax. Mnurut saya, cara yg selama ini dilakukan (bentak2 dan sjenisx) itu krang tepat dan tdk mngenai sasaran target tujuanx. bukankah akn lbh efektif apabila acarax itu dg mngadakan training kpemimpinan, training mamajemen waktu, training organisasi atau apalah yg ada hbunganx dg organisasi dan teamwork drpd hnya mlakukanx dg cara yg slama ini yg sbnarx hnyalah tradisi dri zaman dlu kala.
afwan sekali lg, sesungguhx kebenaran hanya milik Allah. waallahua'lam . ,
Terima kasih kawan-kawan sudah aspiratif dan sudah berani mengemukakan pendapatnya.
BalasHapusKomen yang terlalu individualistis tadi
BalasHapusMantap mam, ketuju banar aku membaca
BalasHapusaku ja umpat lkmm lwn makrab ni karena TERPAKSA mam, cuma ingin dapat mendapat beberapa lembar kertas aja.
entah bagaimana caranya, sehingga kertas - kertas tersebut di buat sebagai persyaratan wajib buat kelulusan, apa hubungannya coba?
MAKRAB(malam keAKRABan)
apakah hal - hal atau kegiatan - kegiatan yang ada di dalamnya membuat kita akrab? di sana cuma membuat keangkuhan angkatan tua bahwa dia sudah berpengalaman
LKMM(latihan kepemimpinan manajemen mahasiswa)
apakah berarti semua mahasiswa mipa wajib mengikutinya? seharusnya LKMM dan MAKRAB itu boleh di buat berkosep sedemikian, tapi tidak di wajibkan bagi seluruh mahasiswa, jadi di buat untuk yang mau mengikuti nya saja, jadi orang - orang tidak akan merasa terpaksa, sehingga tidak akan ada rasa negatif antar mahasiswa.
itu klo dipikir scara hati..
BalasHapuscoba pikir scara logika,, sekarang ikut gag ikut ujung2x bakalan tetap ikut. gag tau deh lu ikutx tar taon brp.. tpi ikut juga toh?
niatkan aja ikut LKMM itu untuk kebaikan.
mantep tep...
BalasHapusfollow blog saya 2 y...
sungguh diperlukan keberanian dan ilmu yang dalam untuk menyampaikan pendapat berbeda dari pendapat orang banyak..
BalasHapussaya sependapat dengan argumen imam, karena dulu keadaan yang saya rasakan juga demikian.. namun lkmm juga memiliki tujuan yang baik,, kedepannya mgkin panitia pelaksana dapat mengganti konsep acara,.. bagi maba, sebenarnya kk tingkat tidak ingin meminta penghormatan, namun jika seseorang tidak hormat, maka prang lain pun tidak akan akn hormat..
Dan bagaimanapun, kita hidup terikat dengan aturan Sang Pencipta,, karna kita mahluk ciptaan-Nya..
wallahu 'alam...
ayo berlomba-lomba jadi ketua BEMnya atau menjadi panitianya klo mw mengubah konsepnya menjadi lebih baik lagi...
BalasHapusmakasih...
trus setuju juga dengan komen mbak kiKY
Kalau menurut saya sih LKMM itu baik, tergantung dari penyelenggranya saja. Mungkin ada yang salah dengan tradisi di kampus Anda
BalasHapusSemua orang di muka bumi ini adalah pemimpin 😊
BalasHapuslu kali yang ketutup otaknya. kalo lkmm sama kek mos itu berati lkmm mu salah
BalasHapusLkmm ga cuma di fakultas doang -_-
BalasHapus