Langsung ke konten utama

Sampah by Rifan Nazhif

vector sampah
Penulis: Rifan Nazhif 



Sungguh, aku ingin seperti Rudin, Mardi dan Lingga. Setiap kali berangkat kerja, selalu berpakaian necis dan bau badan wangi parfum. Padahal pendidikan kami sama; tamatan SMA. Bedanya aku tak semujur mereka.  Aku hanya menjadi kuli sampah, keliling komplek perumahan setiap hari. Pakaian dan badanku saat berangkat kerja, kusut dan bau. Sepulang kerja terlebih kusut dan bau. 

“Badanku masih bau sampah, meskipun sudah mandi!” keluhku saat kami berempat berkumpul di rumah Lingga.

Mardi cengengesan. “Kenapa mesti malu? Kambing saja masih laku. Apalagi kau. Usup, Usup!” Mardi hanya bercanda. Aku tahu itu. Tapi ucapannya seperti menyilet hati.
Terus-terang, aku sudah berjuang sampai tetes keringat penghabisan demi mendapatkan pekerjaan layak. Pernah sekali aku melamar bagian administrasi di sebuah perusahaan kontraktor. Aku memang dipanggil interview oleh personalia. Tapi hanya untuk ditertawai. 

Pernah juga ujug-ujug Pak Khoirudin yang karyawan pemerintahan itu, menjumpai Ibu. Pak Khoirudin memanggilku bergabung di ruang tamu. Dia membawa kabar bahagia. Ada lowongan kerja di pemerintahan yang cocok dengan ijazah terakhirku.

Sontak Ibu tertawa lirih. Jantungku berdegup kencang, seiring senyum mengambang di ujung bibir.

“Tapi untuk mendapatkan jatah kerja di pemerintahan, ada syaratnya!” tekan Pak Khoirudin sembari menekan puntung rokok di pinggir asbak. Dalam hatiku, syaratnya pastilah tak jauh-jauh dari nilai ijazah yang mencukupi. Ah, tak usah risau! Nilaiku nomor tiga paling tinggi di antara tamatan tahun itu.

Dia menatapku, kemudian menatap Ibu. Lalu berkata sangat halus, “Kalian harus menyediakan uang sebagai pelicin. Tak banyak, hanya tujuh puluh lima juta. Itu sudah murah. Yang lain malahan sampai dua ratus juta.”

Aku dan Ibu membisu. Bagaimana mungkin Ibu yang menjanda, dan aku si pekerja serabutan, bisa memiliki uang sebanyak itu? Syukur-syukur kami masih bisa makan tiga kali sehari, tanpa harus mengemis. Lagian, bukan uang simpanan yang kami punya, tapi nota-nota hutang bertumpuk di bawah kasur.

Itulah, ketika Ibu sakit-sakitan dan tak mampu rutin menyuci-gosok di rumah Bu Badriah dan beberapa tetangga kaya lain, aku memutuskan menerima tawaran Kang Harun yang berniat pensiun dini. Dia ingin aku meneruskan jabatannya sebagai kuli sampah. Pekerjaan hina, tapi tetap. Bukan melulu serabutan seperti aku.

“Yang penting dapur tetap ngebul, Sup!” Kang Harun menguatkan semangatku kala itu. Tapi sampai sekarang, walaupun setiap hari keliling komplek menarik gerobak sampah,  aku tetap tak bisa menerima kenyataan. Apalagi Rudin, Mardi dan Lingga sama-sama sudah memiliki tambatan hati. Bahkan Mardi dan Lingga hampir hitungan minggu akan melenggang ke pelaminan. 

“Aku iri kepada kalian. Kenapa kalian bisa sukses, dan aku tidak?” Aku menyeruput kopi yang sepahit kehidupanku.

“Sukses apanya?” Mardi tertawa. Dia berhenti memetik gitar.

“Sukses pergi pagi pulang petang dengan pakaian necis dan badan wangi.”

Ketiga orang itu langsung terbahak. Aku seakan diejek. Ya, aku memang harus menerima karena inilah kenyaataannya.

“Kau pikir kami sukses, ya? Kau salah, Usup!”

“Kenyataannya memang begitu!”

“Malahan aku merasa kehidupanmu lebih enak ketimbang kami.” Mardi menepuk bahuku.

“Aku tak percaya!”

“Hmm!”

* * *

Aku bergelantungan seperti monyet dalam bis kota. Badan Rudin terjepit di antara dua orang gemuk. Hari ini aku absen nguli sampah. Aku ingin membuktikan perkataan Rudin bahwa dia tak sesukses aku.

Setekah naik bis kota, kami menyambung dengan jalan kaki. Lumayan jauh. Aku dapat menangkap punggung pakaian Rudin basah keringat. Kemudian kami tiba di depan sebuah ruko. Rudin menyuruhku menunggu di luar. Hampir setengah jam, dia baru keluar sambil menjinjing tas. Sekarang dia kelihatan tambah keren. Dia mengenakan dasi bercorak kembang-kembang. Aku semakin iri!

“Sekarang kita berjalan.”

“Lho, bukannya kau bekerja di ruko itu?” Aku melongo.
***
Sumber: Annida Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar bin Khattab Menebas Kepala seorang Muslim

Hari itu Madinah gempar. Apa pasal? Mereka mendengar Umar bin Khattab ra. menebas kepala seorang muslim yang mengadukan perkara kepadanya. Tentu saja para sahabat banyak yang menyayangkan keputusan Umar ra. yang nampak gegabah dan “berdosa”–sebab membunuh seorang muslim dosanya sangatlah besar. Seperti disebutkan dalam hadis rasulullah SAW: Dari Ibnu Mas’ud rodhiallohu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak halal ditumpahkan darah seorang muslim kecuali karena salah satu di antara tiga alasan: orang yang telah kawin melakukan zina, orang yang membunuh jiwa (orang muslim) dan orang yang meninggalkan agamanya memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Buat Apa sih LKMM itu? Nggak Penting Banget!

Buat sahabat semua, baik yang pro ataupun kontra dengan pendapat Ane. Ane terbuka aja. Ini adalah negara bebas. Kita bebas untuk berpendapat seperti yang dijamin oleh UUD 1945 (Pasal 28, Pasal 28A, Pasal 28C, Pasal 28D Ayat 1 dan 2, Pasal 28E Ayat 2 dan 3, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I ayat 1,2,4 dan 5, serta pasal 28J) selama jangan asal bunyi dan tanpa dalil. Ane memberikan kesempatan untuk berdiskusi lebih jauh. Silahkan comment aja di  blog Ane , e-mail Ane , atau  Wall FB Ane disana juga ada nomor kontak Ane yang bisa dihubungi. OK? *** Satu bulan terakhir ini adalah masa-masa gejolak pergolakan keimanan Ane di perantauan. Ada dua hal bertentangan yang amat sangat mengganggu pikiran Ane dan mungkin juga Mahasiswa MIPA 2010 lainnya. Sebuah acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (yang katanya suatu badan yang demokratis) untuk para Mahasiswa baru 2010, yang (katanya) akan menjadi hal yang berguna buat masa depan para Mahasiswa baru.

30 Fakta Menarik Tentang Bahasa Inggris

Belajar Bahasa Inggris itu menyenangkan, lho, Sobat. Apalagi jika Sobat mengenali fakta-fakta menarik yang terdapat dalam bahasa Inggris yang saat ini sudah menjadi bahasa dunia. Apa saja fakta-fakta itu? Mari kita simak. [PERHATIAN!] fakta-fakta berikut ini tidak berurutan.. 1.     Abjad yang paling sering digunakan adalah “e”. 2.     Huruf vokal yang paling sering digunakan adalah “e”. Yang kedua adalah “a”. 3.     Huruf konsonan yang paling sering digunakan adalah “r” . Yang kedua adalah “t”.The most common consonant in English is "r", followed by "t". 4.     Setiap suku kata dalam bahasa inggris harus memiliki huruf vokal (bunyi). Namun tidak semua suku kata mengandung huruf mati (konsonan). 5.     Hanya ada dua kata dalam bahasa Inggris yang digunakan saat ini yang memiliki akhiran “-gry”, yaitu “hungry” (lapar) dan “angry” (marah).