Di sela-sela rintik hujan
Aku mendengar suaramu
Di sela-sela reruntuhan
Ku dengar isak tangismu
Di antara bebatuan
Pun ku dengar desah berat nafasmu
Putra-putrimu yang berguguran
Wanita-wanitamu yang menjadi janda
Pria-pria rentamu yang tak terhiraukan
Pemuda-pemudamu yang memanggul senapan
Balita dan batita meyatim-piatu, menahan perih angkara
Sudut-sudut kotamu yang penuh kemarahan
Pun sudut-sudut lain yang penuh nista durjana
Nafsu dunia
Jalan-jalanmu dan darah bertebaran
Kebun-kebun suburmu yang dulu kau banggakan
Hingga tersisa hanya abu sisa kebuasan
Bata-bata tanah gersang padang pasir
Oase-oase kering berbau anyir
Ladang-ladang penuh ilalang
Tempat tangan-tangan kecil
Patriot cilikmu belajar berperang
Deru nestapa di sela kerikil-kerikil kecil
Wajah-wajah sengsara di kaki langit
Angin gersang yang menambah getir
Beserta lirih suara azan yang
Bergema di bukit-bukit
Suaramu lirih
Menderu di antara rintik hujan
Isak tangismu pedih
Terkabar di sela reruntuhan
Hela nafasmu merintih
Terukir sesaat di bebatuan
Demi saksi dunia yang tak lagi bertuhan
Banjarbaru, hujan akhir Desember 2013
Komentar
Posting Komentar
Dimohon dengan sangat comment-nya, ya :D Kritikan, cacian, makian, protes yang membangun sangat diharapkan demi kebahagiaan kita bersama.