Langsung ke konten utama

Agar Pemberian Kita Jadi yang Terbaik

Kalo ada yang kurang berkenan di hati, silahkan aja diisi comment dibawah. Kita bisa sharing pengetahuan dan pengalaman kita dalam menjalani hidup ini. Selamat membaca!
***
Hiks, hiks. Suara tangisan terdengar di pojok ruangan. Dua pria duduk di sana saling berhadapan. Salah satunya menundukkan kepalanya, sedangkan yang satu berusaha menenangkan pria dihadapannya yang menangis sesengukan.
"Padahal sudah kuberikan segalanya buat dia. Waktu, uang, apa sih yang nggak buat dia? Jiwa raga gua ini juga sudah buat dia seorang. Tapi kenapa dia begitu tega ninggalin gua? Demi cowo itu? KENAPA!!!" setengah berteriak pria yang sesengukan itu berkata-kata.
Pria yang lain hanya bisa mengelus-elus pundak sahabatnya tercinta. Ia sudah tahu jawabannya, tapi ia tidak bisa menjelaskannya sekarang. Sahabatnya itu pasti tidak akan mengerti.
***

Pernahkah sobat semua mengalami kejadian seperti diatas? Memberikan segalanya untuk orang tercinta (cewe yang kita taksir), tapi ternyata doi malah tidak menjadi milik kita. Setelah semua pengorbanan yang kita berikan: tenaga, waktu, harta benda, bahkan seluruh jiwa dan raga (ciee...), doi malah meninggalkan kita untuk seseorang yang menurut kita tidak pernah memberikan apa-apa. Terus kenapa begitu? Apa solusinya?
Sekarang kita coba telusuri, apa sesungguhnya yang membuat seseorang rela berkorban untuk orang yang dicintainya. Jangankan yang dia punya, yang dia tidak punya saja diusahakan untuk punya. Contohnya: malam mingguan sama si doi, tapi nggak punya duit, nggak punya baju bagus. Entah CD player lah melayang dulu digadai, atau tape combo. Bahkan rela pinjam dulu sama teman. Pokoknya kalau buat doi apa aja dilakuin asalkan kita jangan malu kelihatan nggak bisa dan nggak punya apa-apa.
Tapi kita kadang lupa, kenapa kita (para cowo>khususnya yang masih beranggapan bahwa cowo itu harus mengejar-ngejar cewe dan melakukan segalanya) sering melakukan hal-hal seperti itu? Sesungguh kita sering lupa alasan sebenarnya kenapa semua itu kita lakukan. Kita terlalu berharap bahwa dengan semua itu doi bakalan menerima cinta kita. Hahaha, belum tentu sobat. Semua itu bisa saja membuat cinta kita malah ditolak mentah-mentah oleh doi. Oke lah, pertamanya memang doi enjoy aja dengan yang seperti itu. Tapi lama kelamaan, doi bisa jadi bosan dengan semua pemberian kita, dan doi mulai merasa bahwa kita itu memberikan semua untuk nantinya meminta imbalan cinta dari dia. Siapa juga yang mau dibikin kayak begitu? Ente semua juga nggak mau kan? Masa ngasih karena mengharap sesuatu? Manusia apaan itu?
Nah, karenanya, disini ane mau meluruskan niat dan alasan sobat sekalian dalam memberikan sesuatu kepada orang-orang tercinta. Bagaimana caranya?
1.      Niatan awal: rasa terima kasih
Kenapa? Rasa terima kasih atas apa? Hehehe. Yang harus sobat luruskan adalah niat awal sobat memberi itu bukan agar doi jatuh cinta sama ente, tapi sebagai rasa terima kasih atas semua yang telah doi berikan buat kehidupan ente: tangis-tawa, suka-duka, susah-senang, marah-sabar, bahkan putus asa dan rasa pesimistis. Karena tanpa adanya doi dalam hidup kita, kita tidak akan merasakan semua rasa itu waktu yang singkat. Tapi dengan adanya doi, semua rasa itu bisa berputar cepat dalam kehidupan kita, dan membuat hidup ini lebih berwarna. Terima kasih juga karena doi telah bersedia untuk selalu berada di samping kita dan mendengarkan semua perkataan kita. Coba doi nggak ada di samping kita, siapa lagi yang akan setia mendengar celotehan kita, yang akan mau menerima perhatian kita yang tidak tersalurkan? Siapa? Karenanya luruskan dulu niat ente pade. Bahwa kita memberi itu sebagai rasa terima kasih. Hilangkan semua harapan bahwa dengan pemberian kita itu doi akan jatuh cinta sama kita.
2.      Langkah awal: memberi semampu kita
Di awal ane masuk SMA, paman ane ngasih nasihat begini: nak, jangan sekali-kali mencangkul gelombang buat menguruk pantai (ni paman ane nggak tahu juga dapet darimana). Artinya, nggak usahlah melakukan sesuatu yang memang kita tidak punya dan mustahil untuk kita lakukan. Yang kita tidak punya itu tidak akan bisa menolong kita mendapatkan apa yang kita inginkan jika hanya kita paksakan. Artinya, kalau memang ente tidak bisa, lebih baik jujur bahwa ente memang tidak bisa dan tidak punya. Tidak usah diusahakan bisa dan punya, karena itu sama aja ente membohongi doi dan diri ente sendiri.
3.      Langkah kedua: memberi secukupnya
Kenapa? Karena bisa jadi kita juga membutuhkan barang-barang itu. Kalau misalnya doi minta barang, pulsa lah simpelnya. Nggak usahlah berikan semuanya. Karena kita juga kan butuh pulsa. Berikan saja separuh. Jika memang ada yang harus diberikan seluruhnya adalah perhatian dan kasih sayang kita. Jangan sampai dibagi-bagi. Jangan sampai saat kita lagi PeDeKaTe sama doi kita juga melakukan hal yang sama dengan cewe lain. Itu membuat kita terlihat tidak punya pendirian. Selesaikan dulu satu urusan, baru lari ke urusan lain.
4.      Jurus penutup: jika ia diambil orang
Sering sekali para cowo merasa kecewa, depresi karena telah memberikan segalanya buat doi, tapi doi malah diambil orang lain. Satu-satunya hal yang harus sobat lakukan adalah bersyukur atas tiga hal:
1)     Bersyukur karena akhirnya kita tahu bahwa dia tidak pantas buat kita. Sebab jika memang ia pantas buat kita, tidak mungkin Tuhan menjauhkan dia dari kita.
2)      Bersyukur karena dengan begitu ente bisa tahu kekurangan doi, karena saat kita suka dengan doi, yang kita lihat cuma kelebihan-kelebihan doi yang sedikit, tapi sudah membutakan mata kita dari diri doi yang sesungguhnya.
3)   Bersyukur karena ente sudah jadi orang hebat. Kata KH. Zainuddin MZ: berani bercinta, berani berkorban. Tidak berani berkorban, jangan pernah bercinta. Pengorbanan kita itu tidak akan sia-sia, karena itu adalah bukti kehebatan dan kesungguhan kita sebagai lelaki. Ingat, sukses itu bukanlah hasil yang hebat, tapi perjuangan yang tanpa henti. Yang paling penting dalam kesuksesan adalah perjuangan kita menggapainya, bukan hasil yang kita dapat hari ini, karena sukses itu sebuah perjalanan, bukan tujuan.
Jadi bagaimana? Masih ingin menyesali semuanya, tertunduk pasrah pada keadaan, mengutuki diri sendiri yang terlihat nista dihadapan semua? Atau ingin berjuang lagi mencari hati-hati lain yang bisa kita cintai? Itu semua tergantung diri kita. Pria sejati itu bukan yang tidak pernah menangis, atau punya tubuh kuat, atau punya segudang kehebatan. Pria sejati itu bisa tertunduk saat ia gagal, tapi kembali bangkit sesaat kemudian.
Jadikan semua itu pelajaran buat hidup kawan-kawan dimasa yang akan datang. Karena sebaik-baik orang adalah orang yang mau belajar dari kesalahan masa lalu. OK? Siap tersenyum dan berburu kembali? ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar bin Khattab Menebas Kepala seorang Muslim

Hari itu Madinah gempar. Apa pasal? Mereka mendengar Umar bin Khattab ra. menebas kepala seorang muslim yang mengadukan perkara kepadanya. Tentu saja para sahabat banyak yang menyayangkan keputusan Umar ra. yang nampak gegabah dan “berdosa”–sebab membunuh seorang muslim dosanya sangatlah besar. Seperti disebutkan dalam hadis rasulullah SAW: Dari Ibnu Mas’ud rodhiallohu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak halal ditumpahkan darah seorang muslim kecuali karena salah satu di antara tiga alasan: orang yang telah kawin melakukan zina, orang yang membunuh jiwa (orang muslim) dan orang yang meninggalkan agamanya memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Buat Apa sih LKMM itu? Nggak Penting Banget!

Buat sahabat semua, baik yang pro ataupun kontra dengan pendapat Ane. Ane terbuka aja. Ini adalah negara bebas. Kita bebas untuk berpendapat seperti yang dijamin oleh UUD 1945 (Pasal 28, Pasal 28A, Pasal 28C, Pasal 28D Ayat 1 dan 2, Pasal 28E Ayat 2 dan 3, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I ayat 1,2,4 dan 5, serta pasal 28J) selama jangan asal bunyi dan tanpa dalil. Ane memberikan kesempatan untuk berdiskusi lebih jauh. Silahkan comment aja di  blog Ane , e-mail Ane , atau  Wall FB Ane disana juga ada nomor kontak Ane yang bisa dihubungi. OK? *** Satu bulan terakhir ini adalah masa-masa gejolak pergolakan keimanan Ane di perantauan. Ada dua hal bertentangan yang amat sangat mengganggu pikiran Ane dan mungkin juga Mahasiswa MIPA 2010 lainnya. Sebuah acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (yang katanya suatu badan yang demokratis) untuk para Mahasiswa baru 2010, yang (katanya) akan menjadi hal yang berguna buat masa depan para Mahasiswa baru.

Aku Malu Jadi Orang Indonesia

Sebenarnya note ini sudah lama sekali ditulisnya, kira-kira sejak sebelum Ujian Nasional. Kala itu kalau tidak salah ada begitu banyak berita tentang korupsi para pejabat negara di Televisi. Entah apa yang ada di pikiran Ane saat itu. Tapi yang pastinya note ini tertuang dengan berbagai macam campuran rasa di dalam dada: sedih, kesal, marah, berang, muak, kasihan, de-el-el, de-es-be, de-es-te. So, chekidot. Aku malu jadi orang Indonesia yang suka menjilat Aku malu jadi orang Indonesia yang suka korupsi Aku malu jadi orang Indonesia yang suka mencuri Aku malu jadi orang Indonesia yang suka maling tapi teriak maling Aku malu jadi orang Indonesia yang suka bicara tapi sedikit bertindak Aku malu jadi orang Indonesia yang suka menghayal tapi tidak pernah bergerak